Cintanya tak seindah impian, membuatnya terluka perih. Air matanya
telah mengering. Sebagai seorang istri, hatinya terpukul ketika
mengetahui suaminya memiliki cinta pada perempuan yang lain. Meskipun
suaminya menyadari kesalahan dan telah bertaubat serta meminta maaf
namun rasa perih terluka, marah dan kecewa masih berkecamuk dihatinya.
Itulah sebabnya rumah tangga yang dibina seperti api dalam sekam.
Terlihat harmonis dari luar, tetapi di dalam berlangsung perang dingin.
"Setiap
teringat penyelewengannya, hati saya bagai tersayat perih. Bila dia
tersenyum, saya membayangkan senyuman itu dilontarkan untuk perempuan
lain. Setiap dia membelai, saya terbayang suami saya membelai perempuan
lain, Emosi saya tertahan dan setiap saat meledak." tuturnya ditengah
rasa sakit hati yang terluka. Ditengah kegalauan, dirinya berkenan
bershodaqoh ke Rumah Amalia, memohon kepada Allah agar diberikan
ketenangan hati. Allah menjawabnya, tiba-tiba dirinya merasa bersyukur
bahwa cobaan untuk keluarganya datang dari sang suami sehingga bila dia
memaafkan bukan hanya keluarga yang menjadi utuh tetapi dia juga
mendapatkan pahala.
Dirinya teringat bagaimana Rasulullah
yang begitu mulia, mau memaafkan kesalahan orang lain. Keikhlasannya
untuk memaafkan dan menerima ketetapan Allah, tiada cobaan yang
diberikanNya melainkan untuk kebaikan baginya dan keluarganya. Serta
tidak ada cobaan yang diberikan oleh Allah yang tak akan sanggup
dijalaninya. Akhirnya hubungan dirinya dan suaminya telah pulih kembali,
sebagai seorang istri, dia bersyukur bahwa Allah telah memberikan
petunjuk pada suaminya sehingga menyadari kesalahannya dan mau
bertaubat.
"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. An-Nur : 22).
*diangkat dari kisah nyata ,, semoga dapat memetik hikmah yang ada di dalamnya ... :))