.............................. welcome in mai blog _^ ..............................

Senin, 10 Oktober 2011

_Tuhan 9 senti_

by Taufik Ismail ----> Puisi


Indonesia adalah surga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini...

Rabu, 07 September 2011

Sebuah Kisah ....

Cintanya tak seindah impian, membuatnya terluka perih. Air matanya telah mengering. Sebagai seorang istri, hatinya terpukul ketika mengetahui suaminya memiliki cinta pada perempuan yang lain. Meskipun suaminya menyadari kesalahan dan telah bertaubat serta meminta maaf namun rasa perih terluka, marah dan kecewa masih berkecamuk dihatinya. Itulah sebabnya rumah tangga yang dibina seperti api dalam sekam. Terlihat harmonis dari luar, tetapi di dalam berlangsung perang dingin.

"Setiap teringat penyelewengannya, hati saya bagai tersayat perih. Bila dia tersenyum, saya membayangkan senyuman itu dilontarkan untuk perempuan lain. Setiap dia membelai, saya terbayang suami saya membelai perempuan lain, Emosi saya tertahan dan setiap saat meledak." tuturnya ditengah rasa sakit hati yang terluka. Ditengah kegalauan, dirinya berkenan bershodaqoh ke Rumah Amalia, memohon kepada Allah  agar diberikan ketenangan hati. Allah menjawabnya, tiba-tiba dirinya merasa bersyukur bahwa cobaan untuk keluarganya datang dari sang suami sehingga bila dia memaafkan bukan hanya keluarga yang menjadi utuh tetapi dia juga mendapatkan pahala.

Dirinya teringat bagaimana Rasulullah yang begitu mulia, mau memaafkan kesalahan orang lain. Keikhlasannya untuk memaafkan dan menerima ketetapan Allah, tiada cobaan yang diberikanNya melainkan untuk kebaikan baginya dan keluarganya. Serta tidak ada cobaan yang diberikan oleh Allah yang tak akan sanggup dijalaninya. Akhirnya hubungan dirinya dan suaminya telah pulih kembali, sebagai seorang istri, dia bersyukur bahwa Allah telah memberikan petunjuk pada suaminya sehingga menyadari kesalahannya dan mau bertaubat.

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. An-Nur : 22).


*diangkat dari kisah nyata ,, semoga dapat memetik hikmah yang ada di dalamnya ... :))

Jumat, 02 September 2011

~ Berbagi,, Man Jadda Wa Jada *_*


“ Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan “. (QS Al-Insyiroh 94: 5-6).
Banyak orang yang optimistis memandang masa depan; ia yakin segala keinginannya akan terwujud. Namun, ketika mendapatkan hambatan, ujian, dan cobaan, ia tak sanggup lagi meneruskan perjuangan untuk menggapai cita-citanya itu.
Tak berhenti di situ, ia membuat kesimpulan: bahwa itu bukan jodohku, ini bukan jalanku, aku tidak cocok di sini, tidak pantas menjadi itu, dan masih banyak lagi alasan lain yang membuat seseorang menjadi kehilangan semangat. Ia menjadi patah arang, stress atau bahkan frustrasi.
Sungguh kasihan orang seperti ini! Padahal, Allah menjanjikan 'nikmat' lain: bahwa setelah kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Ia tidak dapat menikmati karunia Allah yang telah diberikan kepada setiap hambanya termasuk potensi yang dimilikinya. Lalu bagaimanakah solusinya?
Sebenarnya banyak ayat Al-Qur’an yang menegaskan agar kita sebagai “Manusia” janganlah berputus asa. Begitu pula hadis-hadis yang dikemukakan Rasulullah SAW. Salah satu ayat yang berkaitan dengan itu adalah surat Al-Insyiroh ayat 5 dan 6 yang berbunyi, “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan”..
Pada ayat-ayat tersebut terdapat kata inna atau 'sesungguhnya', kata yang biasa digunakan untuk memperkuat dan menegaskan terhadap lafal dalam bahasa Arab, tak terkecuali dengan ayat-ayat di atas. Terlebih lagi ayat tersebut dinyatakan dua kali. Subhanallah !
Tak perlu dijelaskan arti sebuah kesulitan atau kegagalan, tapi dua ayat itu cukup untuk memotivasi kepada kita agar selalu tetap sabar dan semangat dalam menghadapi setiap masalah.
Saya tidak ingin sok menasehati, tapi saya ingin berbagi bahwasanya saya pernah mengalami banyak masa-masa sulit yang membuat saya mulai putus asa. Tapi, saya selalu percaya akan janji Allah, dibalik kesulitan aka nada kemudahan…
Kita haruslah sadar bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dan nyata.
Misalnya, mungkin tahun ini gagal masuk perguruan tinggi impian, tapi siapa tahu justru kegagalan itulah yang menuntun kita ke sukses lain yang lebih besar.
Meski masa depan itu samar, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT dan hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, tetapi kita dianjurkan mempersiapkan segala hal untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Maka dari itu, selayaknyalah kita mengarahkan tujuan kita hanyalah kepada Allah.
Segala sesuatunya bersabarlah dan ikhlaslah karena Allah. Memang sabar dan ikhlas itu tidaklah mudah, tapi percayalah dengan janji Allah, sebab janji Allah itu pasti…
Mari menyongsong masa depan yang lebih cerah yang dinaungi dengan rahmat dan ridha Allah. Tetaplah ikhtiar dan teruslah bermunajat kepada Nya dan Mari kita saling mendoakan !! :))

















~ Aku ~



Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau,

Tak perlu sedu sedan itu..

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri..

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi...


by Chairil Anwar *_*

Kamis, 01 September 2011

Sing -- Maha Melihat

Seiring waktu berlalu
Tangis tawa dinafasku
Hitam putih dihidupku
Jalani takdirku

Tiada satu tersembunyi
Tiada satu yang terlupa
Segala apa yang terjadi
Engkaulah saksinya


Kau Yang Maha Mendengar
Kau Yang Maha Melihat
Kau Yang Maha Pemaaf
Pada-Mu hati bertobat

Kau Yang Maha Pengasih
Kau Yang Maha Penyayang
Kau Yang Maha Pelindung
Pada-Mu semua bergantung

Yang dicinta ‘kan pergi
Yang didamba ‘kan hilang
Hidup ‘kan terus berjalan
Meski penuh dengan tangisan

Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa ku kembali
Hapus semua pedih

Andai mungkin aku bisa
Kembali tulus segalanya
Tapi hidup takkan bisa
Meski derai air mata


by Opick

Sabtu, 23 Juli 2011

^ Selamat Hari Anak Nasional ^


Hari ini sabtu, 23 Juli 2011 di negara kita Indonesia, memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Memang setiap tanggal 23 Juli, setiap tahunnya, bangsa ini memperingati HAN mulai dari tingkat pusat hingga daerah melakukan seremonial acara HAN.

Luapan kegembiraan terlihat dari rentetan acara tersebut yang dihadiri oleh kebanyakan anak-anak sekolah dan beberapa anak jalanan yang sengaja didatangkan agar terlihat kemerataan dalam kesenjangan sosial. Bagi sebagian kalangan anak-anak Indonesia, HAN merupakan sebuah acara yang teramat istimewa bagi kita khususnya anak. Berbagai kreasi pentas seni ditampilkan oleh anak-anak tersebut. Bagus memang untuk mengasah kreativitas anak-anak kita. Namun, keistimewaan HAN tersebut tidak dirasakan oleh anak marjinal (anak putus sekolah dan anak jalanan).

Meski HAN terus dilaksanakan tiap tahun dan dinikmati secara langsung, khususnya mereka (anak sekolah) yang berkesempatan langsung hadir diberbagai acara seremonial, ternyata bagi anak jalanan bukanlah sesuatu yang istimewa. Bagi mereka, meski dilaksanakan setiap hari, tidak akan mengubah nasibnya sebagai anak jalanan. Kehidupan keras di jalan, ditambah situasi anak itu sendiri di mana mereka harus bertahan hidup (survive), memaksa anak-anak ini menjadi dewasa sebelum waktunya.

Apabila anak-anak sebaya mereka masih bermain-main dan dirawat oleh orang dewasa, maka anak-anak jalanan ini sudah harus menghidupi diri sendiri dan mempertahankan hidup. Angka anak-anak putus sekolah tiap tahunpun semakin meningkat. Kekerasan dan pelecehan terhadap anak juga masih kerap terjadi. Hak-hak mereka kerap tidak diakui dan dilanggar. Padahal anak-anak memiliki hak yang sama sehingga dapat menjadi dasar perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik. Melihat kondisi real seperti ini, lantas apa makna sebenarnya yang terkandung dalam Hari Anak Nasional yang setiap tahun kita peringati?? Sudahkah ada perubahan dengan adanya HAN??

Bagi pemerintah, Hari Anak Nasional memilki arti dan momentum untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, serta menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Tapi, hal ini hanya termaktub dalam konsep program pemerintah yang sangat tersusun rapi dalam undang-undang kita. Kebanyakan, kepedulian terhadap anak-anak marjinal alias masa depan suram lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga nonpemerintah/profesional seperti Dompet dhu’afa, Rumah zakat, dan lembaga nonpemerintah lainnya. Bahkan, dunia kampus juga ikut peduli demi hak anak negeri ini. Berbagai penanganan yang telah dilakukan demi memenuhi hak anak-anak, seperti sekolah gratis bagi anak kurang mampu dan jalanan, rumbel (rumah belajar), dll.

Penanganan terhadap anak-anak jalanan ini harus bersifat terpadu, tidak hanya  melibatkan anak itu sendiri, tapi juga  keluarga (kalau masih ada), dan masyarakat (termasuk lembaga pemerintah dan negara). Banyak masyarakat yang bersikap apriori terhadap anak-anak jalanan. Mereka mengganggap anak-anak itu sebagai sumber gangguan dan kegaduhan, yang perlu disingkirkan jauh-jauh dari mereka. Semakin banyaknya jumlah anak jalanan dan anak putus sekolah juga menunjukkan bukan hanya kegagalan keluarga dan masyarakat tapi juga kegagalan bangsa ini, bangsa Indonesia.

Harapan kemajuan bangsa ini di masa yang akan datang, berada di tangan anak-anak kita sekarang, mereka adalah generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini ke titik yang maksimal. Oleh karena itu sudah saatnya kita memulai menciptakan perubahan untuk memenuhi hak-hak anak negeri ini, bukan dengan terus-terusan menuntut perubahan tersebut kepada pemerintah dan bahkan menunggu pemerintah. Kita sebagai orangtua dan kakak-kakak bagi mereka yang akan mengubah nasib mereka. Jangan tunggu pemerintah yang akan mengubah nasib mereka. Selamat hari anak nasional ...!!

Rabu, 20 Juli 2011

Cerpen : " SELAMANYA MENCINTAIMU "


Apa kalian percaya cinta pada pandangan pertama ??

Apa kalian percaya pada takdir ??

Apa kalian percaya jika cinta itu dapat menguatkan apapun bila kita berani berkorban ??

Mungkin aku adalah orang paling frustasi di dunia ini, mungkin juga aku adalah orang paling bahagia di dunia ini, atau aku adalah orang paling menyedihkan.

Cerita ini dimulai dari pertama kali aku mengenal Amanda, dia perempuan yang sangat sempurna (sebagai manusia) dia sangat indah dimataku, dia selalu membaluti tubuhnya dengan pakaian yang sangat sopan, tidak pernah aku melihatnya berpakaian seperti perempuan yang sering aku lihat setiap kali aku masuk dalam kereta,bus,pinggir jalan,kantor bahkan coffe shop. Amanda tidak pernah mengenakan baju berlengan pendek dan rok yang berpotongan mini, mungkin ini adalah nilai plus untuknya.

Suatu hari aku memberanikan diri untuk berkenalan, tanpa disangka dia sangat menyenangkan, sangat ramah dan bukan type perempuan pemalu dan takut gemuk (aku senang melihat perempuan yang bisa menjaga tubuhnya tapi tidak takut makan, intinya tidak perlu diet).

Dari proses perkenalan itu, kami menjalin cinta kami selama satu tahun, kemudian aku melamar Amanda dengan cara yang aku baca dari sebuah buku.


**Saat itu aku mengajak Amanda kesebuah taman bunga, musim semi membantu aku menambah suasana menjadi lebih menarik, dimana semua bunga bermekaran dan berwarna warni. Aku mengajak Amanda kesebuah lingkaran air mancur ditengah taman, aku menatapnya lekat lalu aku meminta Amanda untuk memilih Bunga yang paling ia suka dan aku memetiknya, setelah Amanda menerimanya ia terkejut karena Amanda mendapati sebuat cincin melingkar ditangkai bunga, aku kemudian berjongkok.

MAU KAH KAMU MENIKAH DENGAN KU?

Saat itu Amanda menarik tubuhku dan memelukku sangat erat sambil berteriak..

AKU SANGAT MENCINTAIMU!! AKU MAU ANDRE, AKU MAU MENIKAH DENGANMU..!!!

Aku melepaskan pelukan Amanda dan menciumnya.

**
Saat ini kami sudah resmi dan sah menjadi suami istri, kami hidup bahagia dan kebahagiaan kami makin bertambah ketika, kami tahu bahwa setelah 1 bulan kami menikah, Amanda HAMIL. Kami akan menjadi orangtua yang paling bahagia.

Saat Amanda hamil yang ke tiga bulan, Amanda sangat sibuk dengan pekerjaannya, dia adalah designer terkenal, dan aku sangat bangga melihatnya bekerja sangat semangat. Sedangkan aku harus keluar kota karena harus dinas kerja, aku terpaksa harus meninggalkan istriku yang sedang hamil.

Saat aku dinas diluar kota, teman-teman kerjaku selalu mengajak aku tiap malam untuk masuk kedalam bar, aku mengikuti mereka. Saat itu kejenuhan memang sedang kualami, istriku tidak dapat kuhubungi seharian “mungkin dia sangat sibuk” dan aku hanya menikmati yang ada dihadapanku, gadis berpesta, gadis penari dan melihatkan seluruh tubuhnya dihadapanku. Saat itu aku ingin sekali keluar dari ruangan itu, tapi nafsuku yang begitu kuat menahanku untuk tetap menikmati semuanya, aku mabuk dan aku tidur dengan 2 gadis malam itu yang ku dapati tidur bersamaku didalam hotel tempat aku menginap. Aku khilaf dan ketakutan “aku sudah menikah, dan aku lebih takut saat melihat handphone ku pagi itu ada “panggilan tak terjawab” sebanyak 21 kali. Aku langsung menelfon Amanda dan minta maaf, aku bilang pada Amanda bahwa aku terlalu letih, dan aku merahasiakan kejadian ini dari Amanda.

Dua hari kemudian Amanda menjemputku di bandara dengan penuh binar cinta dari matanya, Amanda memelukku sangat erat sambil berbisik “I miss you so much baby” aku tersenyum dan ku balas mencium bibirnya “I miss you too darling”. 

Sesampainya dirumah aku melihat ruangan penuh dengan bunga, dan semua sudah tertata rapi, kamar kami sangat harum. Amanda masuk ke kamar mandi, beberapa menit kemudian ia keluar dengan baju tidurnya yang tipis, Amanda memelukku dari belakang, menciumiku dan.. aku menghentikannya “sayang jangan hari ini” Amanda terlihat kecewa, namun Amanda langsung mengerti lalu ia beranjak ketempat tidur dan hanya memperhatikan aku yang hendak berganti pakaian. “jujur aku masih terfikir kejadian malam di bar itu dan tentunya di kamar hotel”.

**
waktu telah berlalu, hari ini aku di depan ruang bersalin, menunggu istriku Amanda melahirkan anak kami. Aku sangat cemas, kuremas-remas tangan dan kepalaku sambil jalan bolak-balik didepan pintu ruangan bersalin, aku menunggu dan terus menunggu sampai aku mendengar pintu dibuka dan suster menyuruh aku masuk “Amanda meminta aku menemaninya”.

Aku melihat Amanda tengah mengerang kesakitan, aku langsung memegangi tangannya dengan erat. Dan AAAAArrrrgggghhhhh!!!! Teriakan Amanda sangat panjang dan menggema dalam ruangan itu, disertai tangisan bayi mungil kami yang cantik, anak kami perempuan, sangat..sangat..cantik. Amanda menghela nafas lega.

**
setelah pulang kerumah, keluarga kami telah menyambut kebahagian ini dengan sangat bahagia, orangtua kami sangat senang melihat cucunya “Dinda” (nama anak kami) yang cantik dan mungil. Kami pun turut bahagia, lengkap sudah keluarga kami saat ini.

Hari berganti, bulan berlalu begitu cepat, tahun berganti dan saat yang mengejutkan itu datang, setelah aku membuka laptop diruang kerjaku, sebuah email masuk dari seseorang yang tidak aku kenal.


from : xrlslove*******.***.com

Dear Andre,

Apakah kamu masih ingat padaku? Kita pernah tidur bersama di hotel sepulang dari bar ###, apa kamu ingat? Aku Elena, jujur saat sepulang dari hotel aku sangat menyesal, rasanya tak ingin aku melepasmu.. aku ingin memiliki hubungan yang serius denganmu, aku jatuh cinta pada pandangan pertamaku. Jujur aku sudah lama sekali mencari alamat email mu, setidaknya aku tidak salah mengirim surat ini, aku harap kamu akan membalas email ini dan kita akan segera bertemu.

Yang mencintaimu Elena.

Entah apa yang harus kulakukan saat itu, kejadian itu kembali merasuki pikiranku setelah 4 tahun lamanya. Aku hendak membalas email itu dengan maksud ingin minta maaf dan mengatakan diantara kami tidak ada hubungan apapun, tetapi sebelum aku membalasnya, Amanda sudah berdiri dengan wajah pucat didepan ku, aku langsung menutup laptopku.

Amanda meminta aku mengantarkannya kerumah sakit, selama diperjalanan (dalam mobil) Amanda yang duduk sambil memangku Dinda selalu menghapus darah yang keluar dari hidungnya, aku tak enak bicara banyak pada Amanda karena aku takut anak kami khawatir melihat ibunya.

Sesampainya di Rumah sakit, Amanda langsung mendapatkan penanganan cepat dari tim medis, Amanda diperiksa, lalu dokter meminta aku keruangannya. Aku menitipkan Dinda pada suster penjaga.

**
di ruangannya dokter bilang, “Istri anda mengalami kanker otak.. sebenarnya nyonya Amanda sudah tahu pak. Apa istri anda tidak memberitahu anda?”dan aku sangat terkejut saat itu, tak sepatah katapun keluar dari mulutku.

Aku masuk keruang rawat Amanda, aku hanya memandanginya. Amanda menangis sambil meminta maaf padaku, aku masih terdiam tak bicara padanya, sulit sekali aku menerima kenyataan ini, karena selama ini aku tidak pernah mengetahuinya dan Amanda menutupi penyakitnya dari aku.

**
Aku merawat Amanda selama tiga bulan penuh, dan aku lihat perkembangan Amanda makin membaik walaupun rambutnya lama-lama menipis karena rontok.

Hari itu di rumah sakit aku keluar dari ruangan Amanda hendak keluar untuk membeli minuman, aku melihat perempuan muda berjalan kearahku dengan senyuman, perempuan itu adalah Elena. Elena bilang dia nekat mencari aku, dengan cemas aku mengajak Elena keluar jauh dari rumah sakit. Kami pergi ke sebuah kafe dekat rumah sakit, aku bicara pada Elena bahwa aku memiliki istri dan anak, aku juga bilang saat ini Amanda sedang sakit dan aku sangat mencintai Amanda. Untunglah Elena bisa mengerti dan menerima semuanya, namun Elena tidak berhenti, Elena justru bilang “aku mencintaimu, jika kamu membutuhkan aku..hubungi aku” Elena menulis alamatnya disecarik kertas, memberikannya padaku lalu pergi begitu saja.

**

Waktu terasa berjalan sangat cepat, aku melihat Dinda tumbuh menjadi anak yang sangat manis dan mengenakan seragam sekolah, untuk pertama kalinya Dinda sekolah TK, aku mengantar Dinda ke sekolah dan setelah itu aku menjemput Amanda yang sudah dipersilahkan pulang dari Rumah Sakit.

Amanda meminta untuk dirawat dirumah, karena dia tak nyaman lagi dengan suasana rumah sakit. Dan aku selalu setia menemani Amanda, memandikannya setiap pagi, menggunting kukunya setiap minggu, menggendongnya ke taman saat ia ingin melihat bunga dan membacakan buku saat ia hendak tidur. Dan setiap malam setelah Amanda tidur, aku selalu keluar untuk bertemu dengan Elena, aku menjalin hubungan dengan Elena dibelakang Amanda, perempuan yang kucintai, bisa dikatakan aku selingkuh.. tetapi ini karena aku tidak ingin menyakiti Amanda, karena aku tahu Amanda hanya bisa mengerang kesakitan dan tidur ditempat tidur, Amanda yang sekarang adalah Amanda yang lemah, namun aku selalu mencintainya. Aku tahu aku sangat salah, aku sangat berdosa tetapi aku tak punya pilihan, aku sangat butuh Elena saat itu.

**
Empat bulan kemudian, aku mendapati Amanda sudah benar-benar terbaring lemah di pagi hari, dokter tengah memeriksa tubuhnya yang sangat kurus, aku memegangi tangannya yang terkulai lemas. Lalu dokter keluar kamar sambil memintaku ikut keluar, namun sebelum aku keluar Amanda menahanku lalu memberikan aku amplop surat dan dia tersenyum, senyum yang sangat indah. Dinda membaringkan kepalanya di dada Amanda, Amanda mengelus Dinda dengan penuh cinta, lalu aku beranjak keluar kamar sambil masih memegang amplop itu.

Aku menemui dokter didepan kamar, sebelum dokter bicara pada ku, aku mendengar teriakan Dinda memanggil-manggil Amanda.. “mama…mama.. mama..” aku dan dokter bergegas masuk kedalam kamar.

Aku terlambat. Aku tak ada disamping istriku saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Amanda meninggal dengan senyuman damai diwajahnya, aku merengkung Dinda dalam pelukanku, namun aku tak bisa menahan tangisku, ku peluk istriku dengan sangat erat dan kuciumi wajahnya dengan penuh air mata.
Seminggu setelah Amanda meninggal aku ingat akan amplop yang diberikan Amanda, lalu ku buka amplop berisi surat dan kubaca.


Suamiku tersayang, Andre yang sangat kucintai.

Aku tahu saat kamu membaca surat ini aku tidak ada lagi disampingmu, namun aku selalu berada dihatimu, aku tidak pernah mati, karena cintaku kepadamu tidak pernah mati selamanya.

Sayang, entah dari mana aku harus memulai tulisanku, tetapi aku hanya ingin kamu tahu bahwa apapun yang kamu lakukan diluar sana, aku mengetahui semuanya, aku tahu saat aku menelfonmu dan kamu beralasan letih dengan pekerjaanmu padahal malam itu kamu mabuk dan kamu telah tidur dengan Elena, bahkan saat aku sakitpun kamu telah berpacaran dengan Elena, aku tidak menyalahkanmu sayang, aku telah memaafkan kesalahanmu, aku tahu keadaan yang membuat kamu memilihnya. 


aku hanya ingin kamu selalu menjaga Dinda anak kita. Dia adalah buah cinta kita yang kita inginkan dengan sebuah cinta yang sangat besar, didiklah Dinda untuk menjadi gadis yang sangat baik dimata manusia maupun dimata Tuhan. Tolong jangan pernah kamu sakiti hati Dinda dan mengecewakannya, karena itu akan membuat aku menangis.

Titipkan salamku untuk Elena, dia sangat mencintaimu, dia sering mengirimkan bunga saat aku dirawat dirumah sakit, dan aku mohon maaf jika aku lancang telah membaca semua emailmu.

Istrimu yang selalu dan selamanya mencintaimu.
Amanda.

aku menangis terharu membaca surat dari Amanda, tak kusangka dia begitu sabar dan tetap  mencintaiku walaupun telah mengetahui suaminya tidur dengan perempuan lain.  Oh Amanda maafkanlah aku, aku telah menyakitimu, aku sungguh menyesal. aku mencintaimu selamanya Amanda ...

***
Kini Dinda sudah tumbuh menjadi gadis dewasa dan cantik dan aku sudah berdiri dihadapannya yang tengah mengenakan gaun pengantin yang sangat indah. Aku membesarkan Dinda seorang diri, kutinggalkan kenanganku bersama Elena yang kini kudengar sudah hidup bahagia dengan keluarganya, dan aku sangat bahagia karena berhasil membesarkan Dinda dengan penuh cinta.

Aku percaya Amanda tidak pernah menangis, karena aku mencintai Dinda melebihi cintaku pada Amanda, Dinda segalanya untukku. Dan saat ini adalah hari terberat untukku karena harus melepaskan Dinda pada calon suaminya, aku harap calon suaminya adalah lelaki yang baik, bukan seperti aku.